Jumat, 14 Oktober 2011

RENUNGAN

 HUKUM SEBAB AKIBAT



Hukum alam adalah hukum Tuhan…Hukum sebab akibat merupakan hukum semesta. Tiada seorangpun lolos dari hukum ini. Tidak perlu takut pada Tuhan, takutlah pada hukum Nya. Banyak orang diajarkan untuk takut pada Tuhan, tapi tidak dilandasi pada penanaman pemahaman yang tepat. Takut pada Tuhan sangat tidak wajar. Karena tiada seorangpun pernah mengalami hukuman dari Tuhan.Semua derita yang di alami manusia berasal dari ulah perbuatannya sendiri. Jangan pernah menyalahkan Tuhan. Baru-baru ini saya membaca pernyataan yang sangat menggelitik dari pengacara Malinda Dee. Dia bilang yang menimpa Malinda Dee saat ini adalah ‘percobaan’ dari Tuhan.. Enak kan??? Gampang banget mengkambing hitamkan Tuhan. Pernyataan ini sekaligus merupakan pembenaran atas perbuatan Malinda Dee tentang kasus uang yang terkait dengan bank di tempat ia bekerja. Saat MD menikmati uang tersebut, ia tiada pernah berpikir bahwa ini cobaan Tuhan untuk dirinya…Bukankah semua merupakan hukum sebab-akibat?? Dalam kitab suci juga disebutkan secara jelas bahwa setiap anggota tubuh bertanggung jawab atas segala perbuatannya. Tiada seorangpun bisa menaggung akibat dari perbuatannya sendiri. Bahkan anak pun tidak bisa menanggung. Enak banget jika ada orang lain dapat menanggung akibat dari sebab yang diciptakan. Jika kita melempar bola juga akan memantul kembali kepada kita. Jika tidak mau dicubit ya, jangan mencubit. Dan masih banyak lagi pepatah nasehat untuk senantiasa ingat akibat yang bakal terjadi dari sebab yang kita ciptakan sendiri.Alampun akan merespon terhadap perbuatan kita. Suatu ketika saya pergi ke tepi pantai bersama beberapa teman. Laut begitu tenang. Ada beberapa teman iseng berteriak-teriak ke arah laut.Ternyata beberapa saat kemudian, air laut bergelora. Ombaknya semakin besar. Jika kita faham hukum alam, ternyata teriakan beberapa teman yang melintarkan rasa jengkel atau marah tadi segera di respon oleh alam. Alam sangat peka terhadap gelora hati kita. Tumbuhan pohon pun begitu peka terhadap rasa atau pikiran dari manusia. Ada suatu penelitian tentang kepekaan pohon terhadap pikiran manusia. Suatu penelitian pada tumbuhan. Pada tumbuhan tersebut dipasang alat perekat getaran pohon terhadap rasa atau pikiran manusia. Ketika pohon tersebut didekati oleh seseorang yang mengasihinya, rekaman getaran merespon secara lembut. Dan suatu ketika di dekatkan pada orang yang ingin menebang atau memotong dahan pohon. Getaran pikiran ini terbaca oleh pohon. Dan pada grafik terbaca bahwa si pohon merasakan getaran kepanikan. Ini tercatat pada grafik tersebut. Hal ini tidak mengherankan, karena sesungguhnya pohon mengandung zat cair juga. Dari penelitian Prof. Masaru Emoto dari Jepang tentang air, terbukti bahwa air merekam getaran pikiran manusia. Saat air di doakan atau dikasihi, ia meciptakan molekul kristal yang indah. Sebaliknya, air yang dimaki-maki serta dimarahi menghasilkan bentuk molekul yang kaca.Dari sini sesungguhnya kita bisa sedikit menarik kesimpulan bahwa saat kita benci atau marah kepada seseorang yang terlebih dahulu rusak adalah pikiran kita sendiri. Karena otak kita yang 90 persen air akan menyimpan energi negatif yang kita pancarkan. Kita semua tahu bahwa otak adalah pusat pengendali gerakan pada seluruh organ tubuh kita. Seperti jantung, paru-paru serta organ dalam lain yang memiliki intelegensia sendiri untuk bergerak. Jika pusat sistem pengendali kacau, tentu akan berpengaruh terhadap mekanisme kerja detak organ dalam. Yang akhirnya berakibat pada sakit karena ketidak teraturan detak.Kembali pada ketakutan yang diciptakan oleh para tokoh agama. Sesungguhnya mereka ini tidak mendidik manusia untuk berpikir cerdas. Memang cara ini lebih mudah, tetapi ini merupakan cara pembodohan yang disengaja agar banyak orang bergantung kepada para tokoh agama. Perbudakan yang tidak disadari oleh ke dua belah pihak. Ketakutan ini diciptakan demi memperpanjang kekuasaan. Betapa naifnya mereka itu. Inilah pendidikan berbasis ‘FEAR BASED’ Bukan berbasis pemberdayaan diri sendiri. Yang terjadi adalah kemunduran pada sifat kemanusiaan. Bahkan sekarang cenderung meluntur dan lama-lama hilanglah rasa kemanusiaa. Jika sudah hilang rasa kemanusiaannya, terciptalah generasi robot.Cara ini tidak memanusiakan manusia sebagai dirinya sendiri. Menghilakan jati diri manusia. Sayngnya hal ini dilakukan secara tidak disadari oleh penyebar pemaham ‘FEAR BASED’ itu sendiri. Jadi sesunguhnya mereka membunuh rasa keilahian dalam diri setiap manusia. Mereka yang di didik dengan basis ‘FEAR BASED’ tidak lagi memiliki empati. Ego mereka menonjol. Jika pun mereka berbuat baik, hanya untuk golongan. Kebnaran sesuai pemahaman mereka sendiri. Bukan kebenaran yang UNIVERSAL. Pertanyaan berikutnya, apa yang dimaksud kebenaran UNIVERSAL atau kebenaran mutlak. Bagi saya kebenaran universal adalah segala pikiran, ucapan dan perbuatan yang selaras dengan semesta atau alam. Hukum sebab akibat adalah kebenaran mutlak yang tak terbantahkan.Tiada seorangpun yang bakal lolos dari hukum ilahiah ini. Oleh karenanya takutlah pada hukum ini. Tiada seorangpun lolos dari hukum sebab-akibat….. Inilah makna shalat sebagai amar makruf nahi mungkar. Dirikan shalat 24 jam sehari. Bukan lakukan shalat yang hanya 5 kali sehari. Atau pergi ke gereja sekali seminggu. Tapi jadikanlah gereja sepanjang hari sehingga selalu dapat berdoa syukur dan tidak berbuat yang merugikan alam serta manusia sesama… Hati manusia adalah tempat singgasana Dia Yang Maha Tidak terjelaskan…

0 komentar:

Posting Komentar